Malas Menulis Karena Komputer


Pernahkah anda berfikir bahwa menggunakan komputer dalam mengerjakan suatu tugas itu dapat membuat kita menjadi malas menulis ? Banyak kerugian yang diperoleh jika kita menulis menggunakan komputer. Salah satunya adalah tidak menghasilkan tulisan yang baik menurut ejaan yang disempurnakan. Karena pada dasarnya, pengaturan pada komputer itu menggunakan bahasa inggris. Misalnya kita ingin menulis kata sistem, maka yang ditampilkan setelah mengetik kata itu adalah system. Banyak orang salah mengartikan bahwa kata system itu adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akhirnya mereka terus menggunakan kata tersebut tanpa perduli akan kesalahan dalam penulisannya.

Kerugian yang lain adalah salah dalam penggunaan tanda baca, penulisan kalimat maupun kata penghubung. Kita sering melupakan hal tersebut yang kita anggap mudah, namun pada kenyataannya, hal itu akan memupuk kita untuk terus melakukan kesalahan di masa yang akan datang.

Khalayak umum berpikir bahwa dalam menggunakan komputer akan memperingan pekerjaan mereka, karena mereka tidak perlu repot untuk membawa kertas ke manapun mereka pergi. Cukup dengan menggunakan alat bantu berupa flashdisk sebagai alat untuk menyimpan data yang telah mereka kerjakan. Padahal dengan menulis di kertas atau buku itu akan melatih otak kita untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Tidak ada salahnya jika kita menggunakan komputer untuk menyelesaikan suatu tugas. Tetapi alangkah baiknya jika selangi dengan menulis di kertas atau buku supaya kita tidak melupakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. (*)

Betris Yuliana, Mahasiswi Politeknik Batam

Indonesia Juara Umum Lomba Penelitian Ilmiah Tingkat Dunia Ke-17


DENPASAR--Indonesia berhasil menjadi juara umum pada Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Dunia Ke-17 atau 17th International Conference of Young Scientists (ICYS) pada 12-17 April 2010 di Denpasar, Bali. Tim Indonesia yang berkompetisi di semua bidang lomba, yakni Ilmu Fisika, Matematika, Komputer, dan Ekologi meraih tujuh medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu. Prestasi ini mengulang kesuksesan Indonesia pada ajang yang sama tahun lalu di Pszcyna, Polandia.

Tujuh medali emas masing-masing diraih oleh Florencia V.Vaniara/Evelyn L.Wibowo dengan judul penelitian 'Effect of Stem Cell and Mangosteen Peel Extact on Abnormal Cells', Muhammad Kautsar/Dian Sartika Sari/Dhicha Putri Maharani/Hidayu Permata Hardi (Sweitenia Oil:The Use of Mahagony Seed os Bio-Oil Alternative and The Use of Production Waste as Electris Mosquito Repellent). Kemudian Oki Novendra (Mathematical Explamation on the Death of Michael Jackson), Dwiky Rendra Graha Subekti (Big Match:" Suka Kelor" Caramel vs Malnutrition), Sonny Lazuardi Hermawan (Portable Protection Everywhere), Miftah Yama Fauzan (Development of Smart Electric Gun with Adaptive Bullet Speed), dan Andreas Widy Purnomo/Aldo Vitus Wirawan (Green Energy Source: Centripetal Water Turbine).

Sementara medali perak diraih oleh Aria Dhanang Dewangga dan medali perunggu masing-masing diraih oleh Dita Nurtjahya, Fauqia Tambunan/Bening Embun Pagi/Alan Suherman, dan Rizal Panji Islami/Fahmi Maulana Ainul Yakin/Ikhsan Britama. Tim Indonesia juga meraih best performance atas nama Dwiky Rendra Graha Subekti untuk bidang Environmental Sciences dan Ilham Naharudinsya/ Ardelia Djati Safira/Satria Putra Adhitama untuk bidang Basic Mathematics.

Adapun peringkat kedua diraih oleh Jerman dengan dua medali emas, satu medali perak, dan empat medali perunggu, sedangkan peringkat ketiga diraih oleh Rusia dengan dua medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu. Peringkat berikutnya berturut-turut ditempati Belanda, Belarusia, dan Polandia masing-masing meraih satu medali emas.

Sekretaris Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, Bambang Indriyanto, mengatakan, keberhasilan siswa Indonesia menjadi juara umum ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara-nengara lain terutama Eropa Timur dan sebagian dari Eropa Barat seperti Jerman dan Belanda. "Kami tahu negara-negara Eropa Timur adalah negara-negara yang kuat di bidang sains, tapi kami menunjukkan bahwa Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan mereka," katanya usai penutupan acara penyerahan penghargaan pemenang di Hotel Inna Grand Bali Beach, Denpasar, Bali, Jumat (16/4).

Bambang menyampaikan, keberhasilan ini menunjukkan bahwa potensi akademik siswa Indonesia lebih baik dibandingkan dengan siswa dari luar negeri termasuk. Namun permasalahannya, kata dia, adalah bagaimana mengembangkan atau mengartikulasikan potensi-potensi akademik mereka itu menjadi suatu hal yang menjadikan mereka lebih siap atau lebih menyenangi bidang-bidang sain, yang kebanyakan siswa lain tidak begitu menyukai.

Peran pemerintah, lanjut Bambang, adalah akan menjamin bahwa proses pendidikan nondiskriminatif. "Pemerintah juga akan menyelenggarakan kompetisi semacam ini, yang dimulai pada tingkat kabupaten, kota, provinsi, dan nasional. Sekarang sudah ada olimpiade sains dan lomba penelitian ilmiah remaja, yang akan kami bina tidak hanya berorientasi pada tingkat nasional, tetapi kami sudah berpikir bagaimana mengembangkan sampai dengan tingkat internasional, " katanya.

Ajang ICYS ke-17 diikuti oleh 13 negara peserta dan 20 tim. Negara-negara peserta, yakni Belarusia, Brasil, Kroasia, Jerman, Georgia, Hongaria, Indonesia, Belanda, Polandia, Rumania, Rusia, Turki, dan Ukraina. Turut berpartisipasi enam negara observer, yakni Iran, Inggris, Thailand, Nigeria, Laos, dan Kamboja. Lomba ini diadakan setiap tahun guna menggali potensi peneliti muda yang kelak dapat berperan dalam penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh umat manusia di dunia.

Red: Ramadhansyah Lubis
Sumber: advetorial

Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner


asahan ( artikel pilihan Oleh : Muhammad Nuh, S.Pd., M.Pd.)
Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence atau MI) merupakan istilah yang relatif baru yang dikenalkan oleh Howard Gardner. Jasmine (2007: 5) menjelaskan bahwa “Teori tentang Kecerdasan Majemuk (KM) adalah salah satu perkembangan paling penting dan paling menjanjikan dalam pendidikan dewasa ini”. Teori KM didasarkan atas karya Howard Gardner, pakar psikologi perkembangan, yang berupaya menciptakan teori baru tentang pengetahuan sebagai bagian dari karyanya di Universitas Harvard. Gardner berkenaan dengan teori tersebut, yaitu Frame of Mind (1983) menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan] kecerdasan manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits). Berikut ini dijelaskan secara ringkas satu persatu dari bentuk-bentuk kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner.

1) Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence)

Kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Shearer (2004: 4) menjelaskan bahwa “Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif”. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi (Gardner, 2003). Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.

Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Gardner (2003) menjelaskan bahwa “Kemampuan untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari kecerdasan bahasa”. Oleh karena kekuatan memori lisan, maka mengingat dan mengulangi kata-kata yang panjang menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol. Bagi orang yang kuat memori lisannya maka gagasan mengalir dengan konstan hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori lisannya. Tanpa menghiraukan bagian khusus dari kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis maupun bahasa lisan dalam kecerdasan bahasa (Gardner, 2003).

2) Kecerdasan Musik (Musical Intelligence)

Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer (2004 : 4) menjelaskan bahwa “Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik”. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik (Gardner, 2003). Kemampuan auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat pengalaman bermusik. Gardner (2003 : 102) juga menjelaskan bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya ingatnya”. Musik sering dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan komponen memori. Pesinetron dan pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.

3) Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)

Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika. Shearer (2004: 4) menyatakan bahwa “Kecerdasan logika-matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan masalah”. Matematikawan bukanlah satu-satunya ciri orang yang menonjol dalam kecerdasan logika-matematika. Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir, melengkapi permasalahan aritmetika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan, dan membaca penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari kecerdasan logika-matematika (Gardner, 2003).

4) Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence)

Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik (Shearer, 2004). Gardner (2003 : 173) mengakui bahwa “Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas pengelihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya”. Ada banyak profesi atau ciri orang yang memerlukan kecerdasan ruang seperti, seorang pelaut memerlukan kemampuan untuk mengemudikan perahunya dengan bantuan peta; seorang arsitek dapat memanfaatkan sepetak ruang untuk membuat bangunan, dan seorang gelandang harus mampu memperkirakan seberapa jauh penyerang dapat menerima operan bola (Checkley, 1997). Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)

Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang dianugrahkan pada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Shearer (2004: 5) menjelaskan bahwa “Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik)”. Penari dan perenang merupakan contoh dalam mengembangkan penguasaan gerak badan mereka sesuai gerakan khusus. Ada juga kemampuan menggerakkan objek dengan gerakan kompleks, seperti pemain basebal dan pemain musik. Semua orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang menonjol mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah pesan (Gardner, 1983).

6) Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)

Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang berhubungan dengan aspek internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan intrapersonal. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “Fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat, penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Jika seseorang sudah memiliki kecerdasan intrapersonal yang kuat maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah menyangkut potensi dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang menjadi cita-citanya (Checkley, 1997). Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang mampu membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan dari orang lain.

7) Kecerdasan Interpesonal (Interpersonal Intelligence)

Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan orang dan pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan interpersonal. Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan intrapersonal, sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Shearer (2004: 6) menyatakan bahwa “Kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali emosi, suasana hati, perspektif, dan motivasi orang”. Contoh profesi yang pekerjaan sehari-harinya berhadapan dengan orang, seperti guru, dokter, polisi, atau pedagang perlu lebih trampil dalam kecerdasan interpersonal supaya lebih berhasil di tempat kerja (Checkley, 1997). Namun hal itu jauh lebih sulit bagi beberapa orang yang bekerja bersama orang lain di mana mereka tidak bisa memahami atau dengan siapa mereka tidak bisa berhubungan.

8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

Lama sekali setelah Gardner menulis bukunya, Frames of Mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk kecerdasan kedelapan yang dimaksud oleh Gardner adalah kecerdasan naturalis. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi)”. Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati perilaku alam (Shearer, 2004). Walaupun ada banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.

Sejak buku Gardner diterbitkan tahun 1983, para pendidik telah mendiskusikan dengan antusias cara mempertimbangkan pengunaan berbagai KM di dalam kelas (Osburg, 1995). Dengan mengadopsi penggunaan dari KM di dalam kelas, dan guru memiliki perspektif KM pada materi pelajaran, maka guru dapat melihat adanya satu perbedaan dalam gaya mengajar mereka, kurikulum sebagai suatu keseluruhan, dan organisasi kelas (Shearer, 2004). Ketika guru dapat benar-benar memandang perbedaan dalam intelektual manusia, mereka akan mempunyai cara-cara efektif untuk mendidik para siswa di dalam kelas (Gardner, 2003). Menggunakan KM dalam pembelajaran merupakan satu alat efektif yang dapat membantu mencapai tujuan pendidikan (Hopper dan Hurray, 2000). Karena ada delapan kompetensi intelektual di dalam otak, maka guru dapat menyertakan beberapa cara baru dan berbeda tentang pendekatan tugas yang menggunakan satu atau lebih dari kombinasi KM.

Sumber Bacaan :

Armstrong, T. (2000). Multiple Intelligence in The Classroom. Alexandria, Virginia US : ASCD.

Armstrong, T. (2004). Kamu itu Lebih Cerdas daripada yang Kamu Duga. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.

Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori dalam Praktek. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.

Shearer, C.B. (2004). Multiple Intelligences After 20 years. Teachers College Record, 106(1), 2 -16.

Tulisan di atas untuk menginspirasi bagi para guru, calon guru, orang tua, dan para pakar seluruh disiplin ilmu bahwa manusia tidak ada yang bodoh. Tetapi mereka harus diberi perhatikan dalam soal cara menggunakan potensi kecedasannya. Semoga tulisan ini dapat memenuhi fungsinya.

sumber artikel :Oleh : Muhammad Nuh, S.Pd., M.Pd.

MANAJEMEN WAKTU


Orang yang sukses memiliki 24 jam sehari, kita juga memiliki 24 jam sehari, tiada beda jumlah waktunya tetapi yang membedakannya adalah bagaimana kita mengatur waktu itu. Itulah pentingnya aspek manajemen waktu, sehingga muncul istilah yang terkenal, waktu adalah emas. Nah bagimana tips manajemen waktu, berikut ini tips-tips yang mungkin berguna;

1. Tidak tergoda untuk mengerjakan hal-hal yang kecil tetapi menyita waktu.
Kuncinya adalah disiplin didalam mengerjakan rencana yang tentunya sudah ada prioritasnya. Sesekali kita melakukan hal-hal kecil tersebut untuk menyegarkan pikiran, hal itu masih wajar tetapi jika sampai menyita banyak waktu atau berketerusan cobalah untuk kembali melihat tugas-tugas kita.

2. Gunakan alat bantu manajemen waktu.
Sudah banyak dijual alat-alat bantu manajemen waktu seperti agenda, to do list, dan sebagainya. Dari yang berbentuk buku hingga alat elektronik seperti PDA, smartphone, tabletPC. Gunakan alat-alat tersebut, jangan ragu untuk menggunakannya karena alat-alat tersebut sangat membantu kita mengatur waktu.

3. Prediksi berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
Ketika kita akan mengerjakan sesuatu atau ketika merencakan sesuatu, kita harus mengetahui kira-kira seberapa lama waktu yang diperlukan, sesuaikan dengan kemampuan kita dalam menyelesaikan tugas tersebut, jangan membuat prediksi yang tidak sesuai dengan kemampuan kita karena hal ini malah dapat menimbulkan masalah lain.

4. Mengetahui kapan suatu tugas harus diselesaikan.
Seperti pada point pertama, kita mengerjakan sesuai prioritas, kita harus mengetahui kapan suatu tugas harus diselesaikan dan mana tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan mana yang bisa di tunda. Sediakan waktu untuk menyusun kembali rencana di pagi hari dan disiplinlah sesuai rencana-rencana tersebut.

5. Kita tidak bisa mengerjakan dua tugas dalam waktu bersamaan
Fokus, salah satu hal yang penting dalam manajemen waktu adalah fokus pada satu tugas. Kita tidak akan bisa mengerjakan dua atau lebih tugas sekaligus dengan tingkat perhatian yang sama, yang mungkin bisa dikerjakan adalah “multitasking” tetapi kita tetap mengerjakan satu hal pada satu waktu. Multitasking sebenarnya adalah suatu seni didalam melakukan delegasi wewenang dan tugas.

6. Hindarkan untuk terpaku pada lama waktu yang telah kita rencanakan
Ketika kita merencakan untuk menyelesaikan suatu tugas didalam waktu tiga jam (contoh 3 jam), hindarkan kita untuk selalu berpaku pada waktu 3 jam itu untuk menyelesaikannya, jika kita bisa menyelesaikannya dalam waktu 2 jam, akan lebih baik. Sehingga kita bisa melanjutkan untuk tugas selanjutnya.

7. Keep it simple
Tips manajemen waktu yang lain adalah selalu bersikap efisien. Jangan melakukan sesuatu yang bisa membuat rumit/susah yang malah menghabiskan waktu. Jika suatu tugas dapat dibuat sederhana mengapa harus dibuat sulit, mudahkan maka kita akan menemukan waktu yang lebih banyak.

Demikian tips manajemen waktu di edisi hari senin ini, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Jambore Cabang 2010 Dibuka


asahan ( berita Pramuka )
Bupati Asahan Drs H Risuddin MSi membuka Jambore Cabang 2010 Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Asahan yang diwakili oleh Assisten I Pemkab Asahan, Drs Zulkarnain, Kamis (1/4) di Bumi Perkemahan Bunut PT BSP Kisaran.

Dalam sambutannya yang dibacakan Zulkarnain, Risuddin yang juga menjabat sebagai Ka Kwarcab Asahan mengatakan, bahwa Jambore ini memiliki makna yang sangat dalam sebagai upaya menumbuhkan semangat dan rasa kebangsaan kepada generasi muda, khususnya Pramuka.

“Semangat perjuangan dan pengabdian kepada bangsa dan negara harus terus dipupuk untuk menumbuhkan jiwa patriotisme, nasionalisme untuk membangun bangsa. Jambore Pramuka bagi adik-adik Pramuka tingkat Penggalang ini, selain menjadi sarana belajar, berkarya, juga untuk meningkatkan rasa persaudaraan sesama Pramuka di jajaran Kwarcab Asahan yang terdiri dari 25 Kwartir ranting,” ucapnya.

Diujung sambutannya yang dibacakan oleh Asisten I, Risuddin meminta semua unsur yang terlibat untuk dapat memajukan Gerakan Pramuka, serta melanjutkan revitalisasi gerakan Pramukan dan terus melakukan inovasi dan pembaruan metode serta berkreasi, berkarya dan berprestasi namun tetap menjaga prilaku dan kerukunan.

Sementara itu Bambang Guliyanto selaku Bupati Perkemahan Jambore Cabang 2010 pada laporannya mengatakan, perkemahan ini berlangsung selama 5 hari yang diikuti 25 Kwartir Ranting di jajaran Kwarcab Asahan dengan jumlah peserta sebanyak 1.145 peserta yang terdiri dari peserta, pimpinan kontingen dan pendamping.